cover
Contact Name
Desy Ayu Krisna M
Contact Email
kdesyayu@gmail.com
Phone
+6281542316447
Journal Mail Official
kdesyayu@gmail.com
Editorial Address
Dalem Mangkubumen KT III/237, Kraton
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Arsitektur Pendapa
ISSN : 18580335     EISSN : 27155560     DOI : 1037631
Core Subject : Engineering,
Topik yang dapat dipublis dalam jurnal ini mencakup teoritisi, sejarah, filosofi, spiritual, kerajaan, bangsawan, kampung, perdesaan, cagar budaya (heritage), kawasan, lanskap (landscape), dan budaya arsitektur Jawa Mataram, arsitektur lokal Indonesia dan hal-hal seputar ilmu arsitektur pada umumnya baik teoritik, rancang bangun maupun teknologi.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2020)" : 5 Documents clear
Analisa kajian literatur Green Building berdasarkan sudut pandang perkembangan ekonomi Artha, Bhenu; Tyas, Nurina Vidya Ayuning; Murti, Desy Ayu Krisna; Asri, Cahya Purnama
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v3i2.166

Abstract

Industri konstruksi memiliki dampak berbahaya terhadap lingkungan, ekonomi, dan masyarakat. Sehingga perlu diterapkan pasokan tenaga berkelanjutan dimana hal ini dapat diterapkan pada bangunan dengan konsep green building. Wujud perhatian masyarakat di Indonesia terkait green building  saat ini mulai meningkat dan penerapan green building di Indonesia dirasa perlu dilaksanakan. Hal ini dapat dimulai dengan membuat peraturan yang mendorong aplikasi green building, terutama untuk perkantoran, sekolah, universitas, yang dapat dimulai dari kantor-kantor pemerintah, seperti halnya yang telah dilakukan dengan adanya peraturan tentang kendaraan listrik atau bebas emisi.
Konsep tata ruang permukiman Baluwarti Keraton Kasunanan Surakarta Hartanto, Tri; Yuuwono, Abito Bamban
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v3i2.162

Abstract

Penelitian terkait permukiman sudah banyak dilakukan oleh para ahli baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Permukiman sebagai obyek penelitian telah lama dilakukan karena terkait dengan sosial budaya yang berkembang di masyarakat. Penelitian ini memilih lokus permukiman Baluwarti, dan fokus penelitian adalah tata ruang permukimannya  yang memiliki kekhasan tersendiri. Kekhasan tata ruang permukiman Baluwarti yang dimaksud adalah bahwa permukiman ini berbeda dengan permukiman tradisional lainya karena permukiman ini berada di dalam kawasan keraton Surakarta. Dimana keraton Surakarta dikenal sebagai pusat kebudayaan Jawa. Sehingga permukiman tradisional lainya yang berada di Jawa, tentunya bersumber dari budaya keraton Surakarta. Paradaigma penelitian adalah Kualitatif dangan metode historical reading dan observasi, sedangkan analisis menggunakan induktif. Kebaharuan dari penelitian ini adalah akan ditemukan konsep tata ruang permukiman Baluwarti yang memiliki kekhasan, dari nilai-nilai tradisi dan budaya Keraton Surakarta Hadiningrat yang kaya akan tradisi dan budaya (budaya Jawa), karena berada di dalam kawasan keraton. Berbeda dengan penelitian-penelitian permukiman yang telah dilakukan sebelumnya dengan lokus penelitian berada di luar keraton. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa konsep tata ruang Baluwarti merupakan konsep yang dipertahankan dari permukiman ini dibangun, yaitu pada masa Paku Buwana III (1745-1788M) adalah  menjaga keharmonisan manusia dengan Tuhan, keharmonisan manusia dengan manusia (masyarakat), dan keharmonisan manusia dengan alam.
Fenomena Penggunaan Kayu pada Rumah Tradisional di Tepus, Gunungkidul, D.I Yogyakarta Ismoyo, Anggoro Cipto; Wibowo, Satrio Hasto Broto
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v3i2.163

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggali konsep dan nilai-nilai lokal tentang fenomena penggunaan kayu pada rumah-rumah tradisional di Tepus, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah fenomenologi. Dalam prosesnya, peneliti terlibat langsung di lapangan untuk mengenali, menggali, dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari objek maupun sumber-sumber informasi di lapangan, sehingga ditemukan tema-tema. Tema-tema tersebut kemudian dianalisis kedalam kategori-kategori sehingga dapat dikenali pola-pola umumnya untuk diintepretasikan dalam suatu konseptualisasi melalui generalisasi untuk memperoleh tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena tentang penggunaan kayu pada rumah tradisional di Tepus dipengaruhi oleh nilai-nilai ekonomis, pengetahuan lokal, dan religi.
Transformasi Bentuk Simbolik Arsitektur Candi Prambanan Krismiyanto, Yosep Dwikora
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v3i2.164

Abstract

Fenomena Arsitektur Candi Prambanan adalah unik karena memenuhi kriterium dimensi makna transendental sejak awal mula pembangunannya, masa kehidupan, masa kegelapan, penemuan kembali, pembangunan dan rekonstruksi, dan kini sebagai tempat upacara keaagaman, pariwisata dan obyek penelitian telah mengalami apa yang dapat dikatakan sebagai Transformasi Bentuk Simbolik, sementara makna eksistensial Arsitektur Candi Prambanan telah mengatasi waktu maupun kesejarahannya tetap hadir sampai saat ini dan terbuka untuk interpretasi baru. Penemuan kembali Candi Prambanan berikut upaya rekonstruksi Bentuk-Simbolik arsitekturnya merupakan indikasi pemaknaan kembali dimensi instrumental, dimensi formal maupun dimensi transendental dari bentuk arsitekturnya. Dari penelitian aspek perseptual Bentuk-Simbolik dalam Arsitektur dengan pendekatan komunikasi grafis maupun sinematografis diharapkan dapat diamati kecenderungan pemaknaan oleh pengamat - dalam hal ini para mahasiswa arsitektur yang dengan pengetahuan dan kemampuan mereka akan menghubungkan Bentuk Simbolik arsitektural dengan pemaknaan tertentu (yang dianalisis melalui metode content analysis). Dari sini akan dapat dilihat apakah Bentuk-Simbolik arsitektural berdimensi transendental dapat dikomunikasikan dan dianalisis secara mendalam dengan mengandaikan pendekatan disiplin ilmu komunikasi.Dari hasil penelitian aspek perseptual, secara stimulus ikonis dan wawancara tahap pertama terlihat kecenderungan pengamat menjawab pertanyaan dalam dimensi formal yang dikaitkan dengan agama Hindu, maka peneliti mengarahkan wawancara tahap kedua dengan persepsi bentuk yang menunjuk pada ke-khasan atau keunikan, pengaruh secara perseptual seperti: keagungan, kemegahan, dan misteri. Ketika peneliti memberikan tekanan pada persepsi bentuk dengan seketika pula responden menjawab bawa bentuk Meru dan Mandala yang memenuhi kriteria tersebut di atas. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswa arsitektur sebagai responden cenderung pada dimensi formal sehingga mempengaruhi pemaknaan bentuk yang mereka lakukan. Dari sini dapat dilihat bahwa bentuk-simbolik berdimensi transendental harus dilihat secara mendalam dengan mengandaikan pengetahuan yang lebih tinggi pada level kesadaran yang melingkupinya. Dalam kaitan tersebut, penelitian deskriptif yang melihat berbagai pandangan dan mengkonstruksikan pemikiran baru akan lebih membantu mencapai pemahaman dalam dimensi transendental, termasuk untuk memahami bentuk-bentuk simbolik yang berdimensi transenden.Fenomena Arsitektur Candi Prambanan adalah unik karena memenuhi kriterium dimensi makna transendental sejak awal mula pembangunannya, masa kehidupan, masa kegelapan, penemuan kembali, pembangunan dan rekonstruksi, dan kini sebagai tempat upacara keaagaman, pariwisata dan obyek penelitian telah mengalami apa yang dapat dikatakan sebagai Transformasi Bentuk Simbolik, sementara makna eksistensial Arsitektur Candi Prambanan telah mengatasi waktu maupun kesejarahannya tetap hadir sampai saat ini dan terbuka untuk interpretasi baru. Penemuan kembali Candi Prambanan berikut upaya rekonstruksi Bentuk-Simbolik arsitekturnya merupakan indikasi pemaknaan kembali dimensi instrumental, dimensi formal maupun dimensi transendental dari bentuk arsitekturnya. Dari penelitian aspek perseptual Bentuk-Simbolik dalam Arsitektur dengan pendekatan komunikasi grafis maupun sinematografis diharapkan dapat diamati kecenderungan pemaknaan oleh pengamat - dalam hal ini para mahasiswa arsitektur yang dengan pengetahuan dan kemampuan mereka akan menghubungkan Bentuk Simbolik arsitektural dengan pemaknaan tertentu (yang dianalisis melalui metode content analysis). Dari sini akan dapat dilihat apakah Bentuk-Simbolik arsitektural berdimensi transendental dapat dikomunikasikan dan dianalisis secara mendalam dengan mengandaikan pendekatan disiplin ilmu komunikasi.Dari hasil penelitian aspek perseptual, secara stimulus ikonis dan wawancara tahap pertama terlihat kecenderungan pengamat menjawab pertanyaan dalam dimensi formal yang dikaitkan dengan agama Hindu, maka peneliti mengarahkan wawancara tahap kedua dengan persepsi bentuk yang menunjuk pada ke-khasan atau keunikan, pengaruh secara perseptual seperti: keagungan, kemegahan, dan misteri. Ketika peneliti memberikan tekanan pada persepsi bentuk dengan seketika pula responden menjawab bawa bentuk Meru dan Mandala yang memenuhi kriteria tersebut di atas. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswa arsitektur sebagai responden cenderung pada dimensi formal sehingga mempengaruhi pemaknaan bentuk yang mereka lakukan. Dari sini dapat dilihat bahwa bentuk-simbolik berdimensi transendental harus dilihat secara mendalam dengan mengandaikan pengetahuan yang lebih tinggi pada level kesadaran yang melingkupinya. Dalam kaitan tersebut, penelitian deskriptif yang melihat berbagai pandangan dan mengkonstruksikan pemikiran baru akan lebih membantu mencapai pemahaman dalam dimensi transendental, termasuk untuk memahami bentuk-bentuk simbolik yang berdimensi transenden.
Identifikasi pada Rumah Bangsawan Kraton Yogyakarta, Studi Kasus : Sarana, Prasarana dan Utilitas di Kompleks Dalem Benawan Suharno, Yohanes Eudes
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v3i2.165

Abstract

Dalam konsep kewilayahan Kraton Yogyakarta, Dalem Benawan merupakan salah satu bentuk perumahan milik Kraton yang ditempati oleh putra-putri Sri Sultan. Dalam perkembangannya di dalam kompleks Dalem Benawan selain ditempati oleh putra-putri Sri Sultan juga ditinggali oleh penghuni diluar garis keturunan Raja. Keberadaaan sebagian rumah di kompleks Dalem Benawan dengan penghuni “orang kebanyakan” tersebut sebagai upaya pihak Kraton untuk mengatasi masalah kebutuhan  rumah bagi sebagian masyarakat di kota Yogyakarta. Permasalahannya yaitu sejauh mana kondisi sarana, prasarana dan utilitas di kompleks Dalem Benawan yang dikatakan sebagai perumahan di kawasan perkotaan memenuhi amanat undang-undang  yaitu sebagai perumahan yang layak huni. Untuk itu diperlukan identifikasi yang terkait dengan program pemerintah  menuju kota layak huni dengan konsep KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh). Program tersebut memiliki 8 indikator utama untuk mengetahui kondisi kompleks Dalem Benawan dalam upaya menuju perumahan layak huni. Diidentifikasi dengan metode kualitatif deskriptif dari aspek arsitektural antara lain seperti kecukupan luasan rumah terhadap penghuni, kondisi bangunan, ketersediaan MCK, jalan lingkungan dan sebagainya. Dengan hasil identifikasi tersebut dapat diketahui kelayakan huni perumahan  Dalem Benawan sekaligus sebagai landasan peremajaan lingkungan perumahan.

Page 1 of 1 | Total Record : 5